Written By Dwinursetiadi on Sunday, November 2, 2014 | 8:18 AM

Kalian para komikus masih bingung bagaimana ingin memperkenalkan karya-karya kalian? Jangan khawatir, karena sekarang ada jalannya yang lebih mudah. Banyak para komikus muda dan yang masih baru merasa bingung harus ke mana menyalurkan komik-komik karya mereka. Untuk mengetahui bagaimana caranya, kita coba lihat bagaimana cara para komikus muda dari Jepang.


Di Jepang banyak sekali komikus muda yang mencoba meraih tempat di hati para pecinta komik. Mereka berlomba-lomba untuk membuat komik sebagus mungkin. Namun setelah komik itu selesai, mulai timbul masalah bagaimana cara menyebarkannya.  

Cara yang paling sering digunakan oleh para komikus yang masih baru, mereka mengirimkan naskah mereka kepada penerbit majalah komik. Seperti Shonen Jump atau Ribon sebagai contohnya. Dari dua majalah itu telah banyak melahirkan komikus-komikus handal seperti yang kita kenal sekarang. Mungkin kalian kenal dengan komik Dragon Ball dan Naruto, bukan? Yup, kedua komik itu juga mengawali perjalanannya dari majalah komik Shonen Jump.

Dengan adanya sarana majalah komik seperti itu, bisa menjadi batu loncatan bagi para komikus baru. Dari sana mereka bisa saling berkompetisi dengan komikus lainnya untuk menciptakan komik dengan cerita yang berkualitas. Bagi para pembaca dengan adanya majalah komik juga tidak dibingungkan dengan susahnya mencari genre komik yang mereka gemari.

Karena setiap majalah komik di Jepang mempunyai sasaran pembaca masing-masing. Seperti Shonen Jump, merupakan majalah yang memfokuskan pembaca muda pria. Sehingga komik-komik yang ada di dalam majalah tersebut menyuguhkan cerita petualangan, action dan juga olahraga. Seperti halnya dengan Ribon yang mengarah ke pembaca muda perempuan, komik-komik yang disuguhkan rata-rata mengangkut cerita percintaan.

Untuk bisa meningkatkan dunia perkomikan di Indonesia langkah ini perlu dilakukan. Karena dengan cara seperti ini adalah cara paling efektif bagi para komikus untuk memperkenalkan karya mereka. Bagi para pembaca dapatmengirmkan respon kepada majalah tentang komik yang diterbitkan, selain itu juga bisa menjadi penilaian apakah komik tersebut layak untuk diikuti atau tidak. 

Di Indonesia sendiri mungkin majalah komik seperti ini masih jarang dan belum dikenal. Selain itu, mungkin karena kurangnya dukungan dari beberapa pihak banyak majalah komik yang ada di Indonesia tidak bisa berlanjut hingga sekarang. Misalnya seperti majalah Komikka yang hanya terbit sampai edisi ke-6. Lalu ada majalah Komikland yang hanya bertahan sampai edisi ke-7.

Namun sekarang banyak para komikus baru saling berkolaborasi untuk membuat komik dan menyatukannya dalam majalah-majalah komik secara independen. Yang biasa disebut majalah komik indi.  Namun banyak juga dari majalah tersebut yang tidak berlanjut. Mungkin dikarenakan cerita dari komik tersebut yang tidak bisa diterbitkan secara konsisten.

Semoga saja dengan semakin banyaknya para komikus baru yang muncul bisa menggerakkan para penerbit buku atau majalah, untuk menerbitkan majalah komik untuk para komikus muda Indonesia. Sehingga majalah tersebut bisa dikelola dengan lebih serius dan dapat berkembang sebagaimana mestinya menjadi batu loncatan bagi para komikus baru Indonesia.

0 komentar:

Post a Comment